Uang Arisan Berujung Maut Di Bali

Uang Arisan Berujung Maut Di Bali

Tribunlampung.co.id, Purworejo - Kisah pilu terjadi di Purworejo, Jawa Tengah.

Seorang pria berinisial CS (60) melakukan kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) terhadap istrinya, S (58), hingga tewas.

Insiden tersebut berlangsung pada Sabtu malam, 31 Agustus 2024, di kediaman pasangan itu di Desa Karanganyar, Kecamatan Purwodadi.

Menurut keterangan polisi, peristiwa ini terjadi sekitar pukul 19.30 WIB.

Saat itu keduanya tengah membahas uang arisan yang baru saja didapat korban.

Pelaku meminta agar uang arisan digunakan untuk membeli bensin.

Namun, korban menolak karena ingin menggunakan uang itu untuk melunasi utangnya.

Itulah yang membuat pelaku naik pitam.

Hingga akhirnya pelaku menganiaya istrinya sendiri.

"Penolakan ini memicu percekcokan antara pelaku dan korban, yang kemudian berujung pada tindakan kekerasan," ungkap Kapolres Purworejo AKBP Edy Bagus Sumantri, dalam keterangan resminya, Senin (14/10/2024).

Dalam rekonstruksi yang digelar Polres Purworejo, terlihat bagaimana pelaku mulai melakukan penganiayaan dengan cara memukul dan menendang korban.

Setelah korban terjatuh dan dalam kondisi lemah, pelaku mengambil sebuah golok dari luar rumah.

Ia langsung mengarahkan senjata tajam itu ke kepala korban. Korban pun tergeletak dengan kondisi bersimbah darah.

"Korban yang mengalami luka parah segera dibawa ke RS Rizki Amalia Kulonprogo. Namun, nyawa korban tidak dapat diselamatkan," kata Edy.

PURWOREJO, Satreskrim Polres Purworejo melakukan rekonstruksi kasus kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) yang mengakibatkan korban meninggal dunia, Jum’at (11/10). Rekonstruksi ini melibatkan pelaku CS (60), dan beberapa saksi, serta pengacara korban Is Supriyanto dari LBH Sakti dan JPU Kejari Purworejo Esa Setyaningrum.

Perkara tragis ini terjadi pada Sabtu (31/08), sekitar pukul 19.30 di dalam rumah mereka di Dusun Karanganyar, Desa Karanganyar, Purwodadi. Berdasarkan hasil penyelidikan, kejadian berawal dari perselisihan terkait uang arisan yang baru saja diterima korban.

Pelaku meminta agar uang tersebut digunakan untuk membeli bensin, namun korban menolak karena berencana untuk melunasi hutangnya. Penolakan ini memicu percekcokan antara pelaku dan korban, yang kemudian berujung pada tindakan kekerasan.

Dalam rekonstruksi, diperlihatkan bagaimana pelaku mulai melakukan penganiayaan terhadap korban dengan memukul dan menendang. Setelah korban terjatuh dan dalam kondisi lemah, pelaku mengambil sebilah golok dari luar rumah, kemudian mengayunkan senjata tajam tersebut ke arah kepala korban di bagian belakang sebelah kanan.

Pelaku kemudian meninggalkan korban dalam kondisi berlumuran darah. Korban yang mengalami luka parah segera dibawa ke RS Rizki Amalia Kulonprogo namun nyawa korban tidak dapat diselamatkan.

Dalam proses penyidikan, pihak kepolisian menyita beberapa barang bukti dari lokasi kejadian, di antaranya kasur lantai berwarna merah, kaos berwarna putih-biru, dan gorden berwarna merah.

Ditempat terpisah Kapolres Purworejo, AKBP Edy Bagus Sumantri menyatakan bahwa kasus ini sedang dalam penanganan serius oleh pihak kepolisian. Pelaku telah diamankan dan diproses hukum lebih lanjut.

Kapolres menekankan pentingnya menjaga hubungan dalam rumah tangga tanpa menggunakan kekerasan, dan mengimbau masyarakat untuk segera melaporkan jika ada tanda-tanda kekerasan di sekitar mereka.

“KDRT adalah kejahatan yang serius. Kami akan menindak tegas pelaku kekerasan dalam rumah tangga seperti ini. Semoga kejadian ini menjadi pelajaran bagi kita semua agar lebih menghargai satu sama lain, khususnya dalam hubungan rumah tangga,” tutur Kapolres.

Disebutkan bahwa rekonstruksi ini menjadi bagian penting dalam proses penyidikan untuk memastikan kronologis kejadian dan peran pelaku dalam kasus ini. (Dia)

Video soal karangan bunga menagih utang Rp 1 miliar di acara pernikahan yang viral di Kabupaten Sragen, Jawa Tengah pada akhir Desember 2020 lalu, kini berujung ke polisi. Kedua pihak yang berselisih paham ini saling lapor.

Video soal karangan bunga berisi tagihan utang Rp 1 miliar yang viral itu diunggah di akun TikTok @ceoofkemayu. Dalam unggahan itu menyebut uang arisannya dan anggota lainnya dibawa kabur oleh pemilik arisan yang berinisial MW (Mia Widaningsih,red).

Dalam unggahannya di TikTok, pemilik akun mengaku sudah meminta secara baik-baik pada MW, tapi tidak ada iktikad baik dari MW. Hingga ia geram dan mengirimkan karangan bunga tagih utang Rp 1 miliar pada saat keluarga MW menggelar pernikahan. Pada karangan bunga tersebut pemilik akun menuliskan ucapan selamat menikah disertai ucapan yang berupa sindiran menohok.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Selamat Menikmati Uang Haram 1M. Hasil Nilep Uang Arisan. Kapan Nih Dibayar Shay," demikian yang ditulis di karangan bunga itu.

Keluarga pihak pengantin, sebagai penerima karangan bunga telah melaporkan si pengirim dengan tudingan pencemaran nama baik. Pelapor adalah pihak pengantin yang tak lain adalah kakak dari pengelola arisan, Mia Widaningsih (19).

"Iya lapor belum lama ini lapornya ke Polres (Sragen). Tanggal pastinya saya tidak ingat soalnya yang laporan kakak saya," ujar Mia, saat dihubungi detikcom, Sabtu (23/1).

Mia mengaku sebagai pengelola arisan yang dituding menggelapkan uang Rp 1 miliar tersebut. Dia menyayangkan karangan bunga itu dikirim ke acara pernikahan kakaknya.

"Itu karangan bunga di pernikahan kakak. Kakak kan nggak tahu apa-apa (soal arisan), aku tiap hari jadi merasa nggak enak sama kakak karena hari pernikahan kan hari bahagianya," terangnya.

Mia juga sedih video soal karangan bunga berisi penagihan utang arisan itu viral di media sosial. Pihaknya pun merasa dipermalukan. "Malu, jelas malu. Kami syok sampai tidak berani keluar rumah," sambungnya.

Sebelum lapor polisi, Mia mengaku sempat menemui para anggota arisan saat diperiksa terkait penggelapan duit arisan tersebut. Mia mengaku juga telah dipolisikan terkait kasus dugaan penggelapan arisan itu.

"Saat itu saya bermaksud mengembalikan uang milik mereka sebesar Rp 65 juta. Tapi mereka tidak mau dan memilih melanjutkan proses hukum," ungkap Mia.

Kecanduan judi slot bisa memberikan dampak yang mengerikan. Bahkan, seorang suami di Sumedang, Jawa Barat tega membunuh istrinya sendiri gegara utang akibat kecanduan judi slot.

Nunung (31) ditemukan tewas di kediamannya di Dusun Cikeuyeup RT 002/001, Desa Cilayung, Kecamatan Jatinangor, Sumedang, Jumat (6/9/2024) pagi. Pembunuh Nunung ternyata adalah suaminya sendiri bernama Hilman (36).

Saat ditemukan, terdapat luka lebam pada jasad Nunung yang terbaring di atas tempat tidur. Selain luka lebam, terdapat goresan yang ditengarai berasal dari kuku manusia.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kami melihat dari hasil olah TKP secara kasat mata memang ada luka lebam di leher adanya luka gores diduga kuku. Tapi kami masih melakukan penyelidikan lebih jauh terkait itu," ucap Kasat Reskrim Polres Sumedang Iptu Uyun Saepul.

Setelah melakukan penyelidikan, polisi menyatakan Nunung tewas dibunuh. Pelakunya tidak lain adalah suaminya sendiri yakni Hilman. Pelaku juga langsung diamankan kurang dari 24 jam setelah kejadian.

"Iya benar merupakan korban pembunuhan. Pelakunya sudah kita amankan yaitu suaminya sendiri," ujar Uyun.

Uyun menjelaskan, Hilman tega membunuh istrinya sendiri gegara hutang. Menurutnya, pelaku memiliki utang sebesar Rp5 juta setelah kecanduan bermain judi slot.

Hilman yang bekerja sebagai security di salah satu perusahaan kendaraan motor itu, kemudian meminta Nunung membayar utang tersebut. Namun Nunung menolak perintah Hilman hingga berujung cekcok keduanya.

"Ini (pelaku) ialah suaminya di mana suaminya ini memang terlilit utang karena yang bersangkutan bekerja di Kota Bandung sebagai security di salah satu perusahaan motor," ungkapnya.

"Yang bersangkutan memang senang bermain judi slot akhirnya berutang kemudian meminta kepada korban untuk membayarkan utang akhirnya istrinya tidak terima dengan permintaan dari istrinya tersebut hingga terjadi percekcokan," lanjutnya.

Saat terlibat cekcok, korban kata Uyun sempat meludahi pelaku. Saat itulah, emosi Hilman tidak terbendung dan langsung mencekik serta membekap mulut Nunung hingga tewas.

"Dari percekcokan di dalam kamar dalam kondisi sepi nah di situ pelaku juga merasa tersinggung karena korban sempat meludahi pelaku hingga dicekik dan juga dibekap supaya tidak berteriak dan ditutup juga dengan bantal dan membuat korban meninggal dunia," ucap Uyun.

Kini Hilman hanya bisa menyesali perbuatannya. Bahkan dia menangis karena telah membuat istrinya meninggal dunia. "Nyesel banget ngerasa kehilangan," kata Hilman saat diinterogasi polisi di Mapolres Sumedang.

Hilman mengakui dia gelap mata saat menghabisi nyawa Nunung. Sebab dia merasa terhina setelah diludahi oleh Nunung sehingga tidak bisa membendung emosi.

"Dengan cara dicekik. Istri saya sering menghina dan mencaci maki saya terus meludahi ke bagian muka saya. Terus saya di situ gelap mata saya ngasih peringatan kepada dia tapi dia berontak jadi saya di situ tidak bisa menahan nafsu saya," tuturnya.

Akibat perbuatannya, Hilman dijerat Pasal 338 KUHP tentang pembunuhan dengan ancaman hukuman 15 tahun penjara.

Simak Video: Suami Tega Bunuh Istrinya di Sumedang gegara Enggan Bayarkan Utang

[Gambas:Video 20detik]

KASUS pembunuhan Andres Escobar menjadi salah satu berita terfavorit yang dibaca oleh para pembaca Okezone. Penembakan berujung maut unutk bek Kolombia tersebut memang begitu tragis dan menggemparkan dunia.

Saat itu Amerika Serikat (AS) menjadi lawan Kolombia pada partai kedua penyisihan Grup A. Sebelum saling bertemu, AS menahan imbang Swiss 1-1 di Pontiac. Sementara Kolombia yang merupakan salah satu tim yang diunggulkan, tumbang di tangan Rumania 1-3.

Pertandingan dimulai pukul 16.30 waktu setempat. Kolombia mengawali laga dengan impresif, menekan dan tidak memberikan celah sedikit pun untuk tim tuan rumah. Akan tetapi kepercayaan diri Los Cafeteros – julukan Kolombia – runtuh seketika pada saat gol bunuh diri dilakukan oleh bek mereka, Andres Escobar, pada menit 35. Segalanya berputar 180 derajat, kepercyaan diri AS menanjak tinggi.

Escobar dinilai menjadi biang keladi kegagalan Kolombia di Piala Dunia 1994. Para petaruh di bursa judi yang pada saat itu memang begitu masif di Kolombia dikabarkan mengalami kerugian besar akibat tidak lolosnya Kolombia ke fase berikutnya.

Satu hari setelah kembali ke Kolombia, Escobar memutuskan untuk nongkrong dengan beberapa temannya di sebuah bar bernama El Indio, melepas segala penat setelah gagal membawa negaranya berprestasi di Piala Dunia. Baru pada pukul 03.00 dini hari pada 2 Juli 1994 ia kembali ke rumah.

Namun, ketika ia sudah kembali ke mobilnya tak berapa lama tiga pria asing meneriakinya dan menembakinya. Saat itu 12 tembakan terdengar, Escobar tidak luput dari 12 tembakan tersebut. Setiap satu tembakan, eksekutor misterius tersebut berteriak “Gooooll!!” tentunya dengan maksud untuk mengejek gol bunuh diri yang diciptakannya.

Pembunuh Escobar sukses ditangkap di malam harinya pada tanggal yang sama. Humberto Castro Munoz, seorang bodyguard dari sindikat pengedar narkoba terbesar di Kolombia, ditetapkan sebagai pelaku. Sehari setelah ditangkap ia mengaku dirinya lah yang membunuh Escobar. Dia dihukum 43 tahun penjara.

Pembunuhan Escobar menjadi pukulan telak untuk dunia sepakbola saat itu, terutama untuk publik Kolombia. Diperkirakan 120 ribu orang hadir dalam pemakaman pemain yang membela Atletico Nacional tersebut. Escobar dikenal publik Kolombia semasa hidupnya sebagai sosok pesepakbola yang selalu bekerja keras dan jujur di dalam lapangan.

Follow Berita Okezone di Google News

Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di ORION, daftar sekarang dengan klik disini dan nantikan kejutan menarik lainnya

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari