Jelaskan Sistem Pemerintahan Yang Diberlakukan Dalam Pemerintahan Daulah Usmani
Kerajaan (753-509 SM)
Pada tahun 753-509 SM merupakan masa-masa Romawi awal berdiri. Pada masa ini Roma masih dipimpin oleh seorang raja. Raja didampingi oleh senat yang merupakan wakil dari para suku di sekitar lokasi kerajaan.
Namun, karena catatan sejarah yang masih terbatas, rupanya menyebabkan masih banyak aspek Monarki Romawi yang menjadi subjek perdebatan akademis. Bahkan sampai saat ini masih banyak peneliti yang melakukan studi lanjut tentang sistem pemerintahan monarki Romawi kuno.
Setelah melampaui sistem pemerintahan monarki pada awal Romawi kuno, berikutnya sistem pemerintahan yang diterapkan adalah Republik. Hal ini dimulai dari penggulingan Kerajaan Roma (509 SM) yang juga diikuti dengan berbagai macam perang saudara.
Pada masa Republik Romawi juga terjadi perang yang amat terkenal yaitu Perang Punic antara Kekaisaran Kartago melawan Republik Romawi. Tokoh Romawi kuno yang tersohor kala itu adalah Lucius Tarquinius Superbus.
Runtuhnya Peradaban Romawi Kuno
Peradaban kuno Romawi sungguh mengesankan. Beberapa fase perkembangan peradaban Romawi kuno dimulai dari masa monarki, republik sampai kekaisaran tentunya mampu mendulang prestasi tersendiri. Namun, pada akhirnya peradaban ini juga mengalami keruntuhan.
Setidaknya terdapat dua macam faktor keruntuhan Romawi kuno yaitu faktor internal dan eksternal penyebab runtuhnya peradaban Romawi kuno. Berikut merupakan detail keruntuhan peradaban kuno Romawi.
Kekaisaran (27 SM – 1453 M)
Setelah sistem pemerintahan republik, Romawi kuno berlanjut ke masa kekaisaran. Ini merupakan masa yang paling panjang. Sistem kekaisaran tentunya berbeda dengan sistem kerajaan. Pada masa kekaisaran ini, pemimpin disebut sebagai Principate atau First Man of Republic.
Permulaan sistem pemerintahan kekaisaran Romawi dimulai pada 27 SM saat Octavianus mendirikan kekaisaran usai menang dalam Perang Saudara Romawi. Sistem pemerintahan ini dipimpin oleh seorang kaisar dengan kekuasaan absolut atas kekaisaran.
Letak Peradaban Romawi Kuno
Setiap peradaban di dunia ini tentu memiliki eksistensi tersendiri pada masanya. Seperti peradaban kuno Romawi. Banyak yang mencari tahu seputar ringkasan peradaban Romawi kuno dan mempelajarinya lebih jauh.
Peradaban kuno Romawi dikembangkan oleh Suku Latia yang posisinya menetap di lembah Sungai Tiber. Tepatnya, ada di Tujuh Bumi Roma, Semenanjung Italia. Peradaban ini amat terkenal dengan mitologinya.
Bisa dikatakan bahwa munculnya peradaban Romawi kuno digadang-gadang karena adanya suatu cerita atau mitos yang dipercaya oleh masyarakat setempat. Salah satunya ialah mitos Remus dan Romulus, saudara yang merupakan keturunan Aenas dari Yunani.
Dua bersaudara ini adalah anak kembar dari Rhea Silva, yang merupakan seorang pahlawan dari wilayah Troy. Remus serta Remulus kemudian membangun kota. Sayangnya di tengah perjalanan, mereka berebut dan hingga akhirnya menyebabkan Remus terbunuh oleh Romulus.
Kemudian, Romulus pun menamakan kota tersebut dengan namanya yakni Roma, sebuah kota yang kita kenal sampai sekarang. Selain lekat dengan unsur mitologinya, karakteristik peradaban Romawi kuno juga terkenal dengan kepercayaan animisme dan politeisme.
Peninggalan Peradaban Romawi Kuno
Hasil peradaban Romawi kuno tentu amat beragam macamnya. Tentunya hampir sama dengan peradaban lain di dunia seperti Yunani kuno dan Cina kuno. Selain itu, budaya Romawi kuno banyak meninggalkan modifikasi hukum dan asas asas hukum.
Sistem hukum romawi memberikan dasar bagi banyak sistem hukum modern yang berlaku di seluruh Eropa dan dunia. Prinsip hukum Romawi menjunjung tinggi kesetaraan hukum dan prinsip keadilan.
Arsitektur Romawi sungguh mengesankan. Inovasi beragam teknik bangunan Romawi seperti kubah, pilar dan jembatan sudah berhasil memberikan pengaruh bagi seluruh dunia seperti halnya Colosseum.
Ilmu pengetahuan dan teknologi peradaban Romawi kuno sudah tidak perlu diragukan lagi. Termasuk dengan keberadaan jalan raya Romawi. Jalan raya ini berfungsi sebagai jantung ekonomi.
Bahasa latin dipakai oleh bangsa Romawi yang mampu memberikan pengaruh besar terhadap perkembangan bahasa-bahasa di Eropa.
Selanjutnya, sistem penyediaan air Romawi termasuk di dalamnya sistem saluran air dan aqueducts menjadi pencapaian teknik yang aman mengesankan bagi manajemen sumber daya air setempat.
Faktor Eksternal Penyebab Runtuhnya Peradaban Romawi Kuno
Selain dipengaruhi oleh faktor internal, runtuhnya peradaban ini juga dipicu oleh faktor eksternal. Beberapa penyebabnya antara lain serangan Goth, Hun, Vandals dan Alamanni, penurunan perdagangan dan ekonomi, penurunan pendapatan dan sumber daya hingga penyebaran penyakit.
Baca juga: Peradaban India Kuno: Letak, Sistem Pemerintahan dan Kepercayaan, Peninggalan, dan Keruntuhannya
_______________________________________
Peradaban Romawi kuno menjadi peradaban tua dunia. Namun, segala aspek yang ada di dalamnya masih sangat menarik dipelajari. Seperti halnya bagaimana sistem perekonomian peradaban Romawi kuno, sistem kepercayaan apa yang dianut serta peninggalan yang masih eksis saat ini.
Seru juga ya, belajar peradaban Romawi Kuno, Sobat Pijar? Gimana, tertarik untuk belajar materi peradaban kuno lainnya? Yuk, mulai belajar di Pijar Belajar sekarang juga! Ada banyak sekali materi asupan belajar yang bisa kamu akses dalam bentuk video materi, rangkuman, mini quiz, hingga latihan soal. Lengkap banget, ‘kan?
Tunggu apa lagi? Yuk, unduh aplikasi Pijar Belajar sekarang juga!
LINK DAFTAR WEBSITE PEMERINTAHAN
Jambi sebagai daerah pemukiman atau pemusatan penduduk bahkan sebagai pusat kedudukan pemerintahan telah berjalan dari masa ke masa. Sejarah Dinasti Sung menguraikan bahwa Maharaja San-fo-tsi (Swarnabhumi) bersemayam di Chan-pi. Utusan dari Chan-pi datang untuk pertama kalinya di istana Kaisar China pada tahun 853M. Utusan ke dua kalinya datang pula pada tahun 871M. Informasi ini menorehkan bahwa Chan-pi (yang diidentifikasikan Prof. Selamat Mulyana sebagai Jambi) sudah muncul diberita China pada tahun – tahun tersebut. Dengan demikian Chan-pi atau Jambi sudah ada dan dikenal pada abad ke 9M. Berita China Ling Pio Lui (890-905M) juga menyebut Chan-pi (Jambi) mengirim misi dagang ke China.
Silsilah Raja-raja Jambi tulisan Ngebih Suto Dilago Priayi Rajo Sari pembesar dari kerajaan Jambi yang berbangsa 12, menulis Putri Selaro Pinang Masak anak rajo turun dari Pagaruyung di rajakan di Jambi. Dari sebutan Pinang dalam bahasa Jawa (Sunda) dilapas sebagai Jambe sehingga ditenggarai banyak orang sebagai asal kata Jambi. Jadi ada perubahan bunyi dan huruf dari Jambe ke Jambi. Identifikasi ini menginformasikan kata Jambe-Jambi terbuhul pada abad ke 15 yaitu di masa Puteri Selaro Pinang Masak memerintah dikerajaan Jambi Tahun 1460-1480.
Raden Syarif (yang kemudian diungkapkan kembali oleh Datuk Sulaiman Hasan) dari “Riwayat Tanjung Jabung Negeri Lamo” mencatat bahwa Puteri Selaro Pinang Masak mengilir dari Mangun Jayo ke Tanjung Jabung di pandu oleh sepasang itik besar (Angso Duo) yang mupur ditanah pilih pada tanggal 28 Mei 1401. Legenda Tanah Pilih ini berbeda versi dengan Ngebi Suto Dilago. Silsilah Raja-raja Jambi menyebut Orang Kayo Hitam (salah seorang putera dari pasangan puteri Selaro Pinang Masak dengan Ahmad Barus II/Paduko Berhalo) yang mengilir mengikuti sepasang itik besak (Angso Duo) atas saran petuah mertuanya Temenggung Merah Mato Raja Air Hitam Pauh.
Profesor Moh. Yamin mengidentifikasi Jambi berada disekitar Kantor Gubernur Jambi di Telanaipura sekarang. Indikasi ini atas dasar mulai dari kawasan Mesjid Agung Al-falah sampai ke Pematang pinggiran Danau Sipin terdapat deretan struktur batuan bata candi yang diantaranya menunjukan sebagai komplek percandian yang cukup besar dikawasan kampung Legok.
Tidak tertutup kemungkinan penemuan tanah pilih oleh sepasang Angso yang mupur tersebut adalah pembukaan kembali Kota Chan-pi yang ditinggal karena kerajaan SwarnaBhumi (San-fo-tsi) diserang oleh Singosari dalam peristiwa Pamalayu tahun 1275M dan pindah ke pedalaman Batang Hari yang kemudian dikenal sebagai Darmasraya (Sumatera Barat). Dua Puteri Melayu/Darmasraya yaitu Dara Petak dan Dara Jingga diboyong oleh Mahisa Anabrang ke Singosari pada tahun 1292. Ternyata di saat itu Singosari telah runtuh oleh pemberontak dan kemudian mendapat serbuan tentara Khu Bilaikhan. Singosari berganti menjadi Majapahit dengan Rajanya Raden Wijaya. Salah seorang keturunan Puteri melayu itu yaitu dari pasangan Dara Jingga yaitu Adityawarman kembali ke Darmasraya kemudian mendirikan dan menjadi Raja di Pagaruyung (1347-1375M). Anaknya yang bernama Ananggawarman meneruskan teratah kerajaan Pagaruyung. Keturunan Ananggawarman salah satunya adalah Puteri Selaro Pinang Masak yang dirajakan di Jambi.
Setelah Orang Kayo Hitam dirajakan pusat kerajaan dipindahkan dari Ujung Jabung ke Tanah Pilih Jambi disekitar awal abad ke 16. Jadilah Jambi kembali sebagai tempat kedudukan Pemerintahan.
Pangeran Depati Anom yang naik tahta dikerajaan Jambi bergelar Sultan Agung Abdul Jalil (1643-1665M) pernah memberikan surat izin untuk mendirikan pasar tempat berjual beli di Muaro Sungai Asam pada seorang Belanda bernama Beschseven. Izin Sultan tersebut tertanggal 24 Juni 1657 dimana lokasi yang diizinkan itu kemudian berpindah dari Muaro Sungai Asam ke sekitar Muaro Sungai di bawah area WTC Batang Hari sekarang.
Jambi sebagai pusat pemukiman dan tempat kedudukan raja terus berlangsung. Istana yang dibangun di Bukit Tanah Pilih disebut sebagai istana tanah pilih yang terakhir sebagai tempat Sultan Thaha Saifuddin dilahirkan dan dilantik sebagai sultan tahun 1855. Istana Tanah Pilih ini kemudian di bumi hanguskan sendiri oleh Sultan Thaha tahun 1858 menyusul serangan balik tentara Belanda karena Sultan dan Panglimanya Raden Mattaher menyerang dan berhasil menenggelamkan 1 kapal perang Belanda Van Hauten di perairan Muaro Sungai Kumpeh.
Dari puing – puing Istana Tanah Pilih oleh Belanda dikuasai dan dijadikan tempat markas serdadu Belanda. Praktis setelah Sultan Thaha Saifuddin gugur tangga 27 April 1904 Belanda secara utuh menempatkan wilayah kerajaan Jambi sebagai bagian wilayah kekuasaan Kolonial Hindia Belanda. Jambi kemudian berstatus Under Afdeling di bawah Afdeling Palembang. Pada Tahun 1906 Under Afdeling Jambi ditingkatkan sebagai Afdeling Jambi kemudian di tahun 1908 Afdeling Jambi menjadi Kerisidenan Jambi dengan residennya O.L. Helfrich berkedudukan di Jambi. Sampai masa Kemerdekaan pejabat Residen dari Keresidenan Jambi berkedudukan di Jambi. Setelah Republik Indonesia di Proklamirkan pada tanggal 17 Agustus 1945, berdasarkan berita RI Tahun II No. 07 hal 18 tercatat untuk sementara waktu daerah Negara Indonesia di bagi dalam 8 Provinsi yang masing – masing dikepalai oleh seorang Gubernur diantaranya Provinsi Sumatera. Provinsi Sumatera ini kemudian pada tahun 1946 dibagi lagi dalam 3 sub Provinsi yaitu Sub Provinsi Sumatera Utara, Sub Provinsi Sumatera Tengah dan Sub Provinsi Sumatera Selatan. Keresidenan Jambi dengan hasil voting dimasikan ke dalam wilayah Sub Provinsi Sumatera Tengah.
Residen Jambi yang pertama di masa Republik adalah Dr. Asyagap sebagaimana tercantum dalam pengumuman Pemerintah tentang pengangkatan residen, Walikota di Sumatera dengan berdasarkan pada surat ketetapan Gubernur Sumatera tertanggal 03 Oktober 1945 No. 1-X.
Pada tahun 1945 tersebut sesuai Undang-undang no.1 tahun 1945 wilayah Indonesia terdiri dari Provinsi, Karesidenan, Kewedanaan dan Kota. Tempat kedudukan Residen yang telah memenuhi syarat, disebut Kota tanpa terbentuk struktur Pemerintahan Kota. Dengan demikian Kota Jambi sebagai tempat kedudukan Residen Keresidenan Jambi belum berstatus dan memiliki pemerintahan sendiri. Kota Jambi baru diakui berbentuk pemerintahan ditetapkan dengan ketetapan Gubernur Sumatera No. 103 tahun 1946 tertanggal 17 Mei 1946 dengan sebutan Kota Besar dan Walikota pertamanya adalah Makalam.
Mengacu pada Undang-undang No. 10 tahun 1948 Kota Besar menjadi Kota Praja. Kemudian berdasarkan Undang-undang No. 18 tahun 1965 menjadi Kota Madya dan berdasarkan Undang-undang No. 22 tahun 1999 Kota Madya berubah menjadi Pemerintah Kota Jambi sampai sekarang.
Dengan Undang-undang No. 19 Tahun 1958 Keresidenan Jambi sebagai bagian dari Provinsi Sumatera Tengah dikukuhkan sebagai Provinsi Jambi yang berkedudukan di Jambi. Kota Jambi sendiri pada saat berdirinya Provinsi Jambi telah berstatus Kota Praja dengan Walikotanya R. Soedarsono.
Tanggal penetapan Kota Jambi sebagai Kota Praja yang mempunyai Pemerintahan sendiri sebagai Pemerintah Kota dengan ketetapan Gubernur Sumatera No. 103 Tahun 1946 tertanggal 17 Mei 1946 dipilih dan ditetapkan dengan Peraturan Daerah Kota Jambi No. 16 Tahun 1985 dan disahkan dengan Keputusan Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Jambi No. 156 Tahun 1986, tanggal 17 Mei 1946 itu sebagai Hari Jadi Pemerintah Kota Jambi.
(Drs.H.Junaidi.T.Noor.MM)
Berdasarkan Undang-undang nomor 6 tahun 1986, luas wilayah administratif pemerintah kota Jambi adalah ± 205.38 km², secara geomorfologis Kota Jambi terletak di bagian barat cekungan Sumatra bagian selatan yang disebut sub-cekungan Jambi, yang merupakan dataran rendah di Sumatra bagian timur.
Sistem Pemerintahan Peradaban Romawi Kuno
Seperti halnya peradaban lain di dunia, pada masa peradaban kuno Romawi juga menerapkan sejumlah sistem pemerintahan. Latar belakang peradaban Romawi yang beragam juga serupa dengan sistem pemerintahan yang diterapkan.
Negara Inggris(United Kingdom) merupakan negara kesatuan atau unitary state yang terdiri dari Skotlandia, Wales, Inggris, dan Irlandia Utara yang memiliki bentuk pemerintahan monarki atau kerajaan. Inggris dikenal sebagai ibu atau pencetus
parlementer (the mother of parliament) sebab Inggris lah yang membuat sebuah sistem pemerintahan parlemen yang dapat diterapkan dengan baik untuk pertama kali. Sistem ini memeberikan hak kepada masyarakat untuk memilih wakilnya melalui pemilihan umum yang demokratis untuk dapat mengatasi persoalan sosial ekonomi kemasyarakatan sehingga tercipta kesejahteraan rakyat.
Kostitusi di inggris tidak tertulis(konvensi) dalam bentuk teks namun tersebar dalam bentuk pelbagai hukum, peraturan, dan konvensi.
Pemerintahan Inggris dijalankan oleh Perdana Menteri sebagai kepala pemerintahan dibantu para menteri. Ratu dan Raja Inggris hanyalah kepala negara yang berfungsi sebagai simbol kenegaraan(simbol kedaulatan, keagungan dan persatuan negara).
Kabinet merupakan menteri-menteri yang dipimpin oleh perdana menteri. Kabinet tersebut yang benar-benar melaksanakan roda pemerintahan. Anggota kabinet pada umumnya berasal dari House of Commons. Perdana menteri merupakan pemimpin dari partai mayoritas di House of Commons. Masa jabatan kabinet sangat tergantung pada kepercayaan dari House of Commons. Parlemen memiliki kekuasaan membubarkan kabinet dengan mosi tidak percaya.
Inggris menggunakan sistem dwipartai. Di Inggris berdiri 2 partai yang saling bersaing dan memerintah. Partai tersebut adalah Partai Buruh dan Partai Konservatif. Partai yang menang dalam pemilu dan mayoritas di parlemen merupakan partai yang memerintah, sedangkan partai yang kalah menjadi partai oposisi.
Badan Peradilan ditentukan oleh kabinet sehingga tak ada hakim yang dipilih. Meskipun demikian, mereka melaksanakan peradilan yang adil(bebas dan tidak memihak), termasuk juga memutuskan sengketa antara warga dengan pemerintah.
Inggris sebagai negara kesatuan menerapkan sistem desentralisasi. Kekuasaan pemerintah daerah berada pada Council (dewan) yang dipilih oleh rakyat di daerah. Sekarang ini, Inggris terbagi dalam tiga daerah, yaitu England, Wales dan Greater London
%PDF-1.6 %���� 998 0 obj <> endobj 1016 0 obj <>/Filter/FlateDecode/ID[<8F4468848668C34CBC22AAA44C1B46F6>]/Index[998 28]/Info 997 0 R/Length 95/Prev 550462/Root 999 0 R/Size 1026/Type/XRef/W[1 3 1]>>stream h�bbd```b`` �� �i+Xd��L��Io0�D2ׁق`RL��ɗ �q �LP���Al�r ��Y&F�R�]�D��� �0 ��5 endstream endobj startxref 0 %%EOF 1025 0 obj <>stream h�b```�Z�'� �����x��` [�ݴ�@r�� ��1�Y����� t@p��gL��"��8tfrX�,Yr��T�\6���B�"Θ.��Yrp&�T^�I>W�XY����T9k��q&�����iW 9�q0�ۙ*��8���,�<-g�.n 8T{Y�W}�� ��05��%� ��jq0uJi獅�6��*�R5)Oc���0��X��P�Ȁ[�Ǝ3S$B�]s��a��q���Ȁ�K&������6,�b�����0S�r�����2:::E��P�' ��2�\Aa_�UI���fP�0� �+�'���%�JM�Z, j �`DT��H�Q�o��i V��5���\�.���3z2^bLe�c\�h��_�w��4�Y�_Kw��h2cXǰ-�c#��S�&F�ܹ�� ͌!7t�{y%8�aIЕ�C��f&�;�����!zHs208>��2p�&@�2�0 �~�� endstream endobj 999 0 obj <>/Metadata 79 0 R/Pages 992 0 R/StructTreeRoot 121 0 R/Type/Catalog>> endobj 1000 0 obj <>/Font<>/ProcSet[/PDF/Text]>>/Rotate 0/StructParents 0/TrimBox[0.0 8.50394 498.898 717.165]/Type/Page>> endobj 1001 0 obj <>stream hެ�kO9���?�Bԗ�T!%��U�E [P����Nf�̴j����h��*��>7����1����I)� 0%J0�) $�§��C�4�\;�Fx88�}�'�W�}��#��W<�5�|��]=o��z���d:i�w&��`������{賿D2��/�� �0�$�2V�����LGf�kQu����q�.��|#�'�o�E�GL��h�͎��/X֑�����ݏ�`�}��"�5��p���cݳ��/n��rq�3�O��%A|Z������͏�]D�ao�$�ˬ�˲��� 6��,^����J���D��2�Ï��/�;+��qS]g�oc?���l� �9!�������^T� >���3�V{M�)�훖��6��λ]L&k��;-~V֣�+��Ӳ�����e���0��vuX�l��|���O��5�N�?��br0��>_�w��tʤ���AK��h �-� Eju�*�m��(4 ,�̠�̘��C�$3���̣�Z�@���[�2!���m���ɴ ���/��H��O �������F�<�Oq�#2IJ�Mmח=�̠e�[�c� Oچ�3d� dz�L북��L�&��Iz)�nR�L�-���8a������K�7�"g�o���eq��\�Y�T" s�ܣB[�A���mq5�� ��}�-��i\���:���Fژ�%�l�������-� ��bo endstream endobj 1002 0 obj <>stream H�\��j�0E�� -�Eq�X�L MZ�ⵥi?��'y��(�"����j�u,y�s�$_o7�؍.K}�����&=��Ԩ�뱋ټpm_Oӽ9�C�[��z����>�*����yLWw�j���f�kj5u��n>[��.��OOG7s˥k�`����K}R�Oew��λ�zg5?o|\u��<�Lӷz�FS��U3���z�k�il������:eU��g3[���OƋ�Ķ�¸�~����崿 /�%�{�Y���{���H~��k���ӳ��������������������������0� �����������������r 3� �0� ���+03 2 3 2 3 2 3 2�3�>h�7 o�g�g�g�g�g�g�g�g`ހ��n�`H���bS��g���dc8��4��.���c�gU�e� ��� endstream endobj 1003 0 obj <>stream H�\�͊�@�}���&��l���8� 1)��C��~��4=0��Jŏ���~���1�߇k}�c8�]3���>�1���y��?���R�Y�6�1^��隭V!��o��O��z��Y�mh��v���k{x�����%vc���:4�^���V��i�˾I���xI{�=����PL�sb�ko}Uǡ��1[�ҵ��t���5���p��T���lU���,���`^ /���[�-�y������Μ�tU�%�YΙ��s�\2���,�ʬ��l����t�p�t�p�� �+�k�B��#��} ��)�Sا�O�_�W�f�YaV�f�YaV�f�YaV:N�MaSz�Aa0�f��h0���h0���h0���؛�7���1�f��h3،�z3: Nco�ތf��ٛ�7���w�~���w�~���w�~���w�f��a^`o1+������0����@�h:I�����aH�?7��c��.~�H��i>�_ 7, endstream endobj 1004 0 obj <>stream H���Qo�0���)��~���8���� h���0U�^1�d�߾8*L*�Dw���ߝ���t���t�eGC��F�'��$�r.H�)hL���8�R`����s �.���[(~GL�6%Ȅ����QI�ϋ2B#S֛F;K/<��5%<��4�j�JW�XG�"O=F|A�z:��X�,8�I�U"�D��~�!�Q�`�! x�E���B:�1ghouk�K1�@�_����Y�H� B$��2?��jg�N�*����S��>�q��. L�Ŋ�x�Y��rm�S�2������D��О0�ȴ��Xz�9݆�I�����+�+��v��(��!I�g���:�l�{��I�Ϯ5f :�oV�U �����@�H�o�w���vt�آ3�D�� m����F��,jb�W0��M8'�)v���㗐C�UW���~0��M��??�T���L��z�[�+oK[��;��4�9e�qA��3 ��{�l_�hL��u�V��G�O��X�_ � �h� endstream endobj 1005 0 obj <>stream H��SKo�0��+|L�BIxKU����ӸM;����G+ ������ Ev�ϟ�/�Gc�� �糨`��?m��r��bx�8f� ~3?4��-�w���a qi�� ���Ԕ�D���O��'=�҇�e;���[�+�-�$�URFNhs��+"�2\��( '{��:��%��%��VƏ�J�1n��G�<�A���@wnuŸ��%g�rg�C��b�U��Z%�p�WpCaf�#��Y,�#p"������}��R߇J������Ԛi�i|=}Q?��JMXh�;ƚ���Bwl��29�|o��j�����%��7�g�jږ3h_�EV%muȀ�aH��9.1Ѫ@����9 ��Tl%O)j� ��PѬi��`6��E���)ZjʁdD4-Ң�TI�V����3|�U���܀�× �8�d endstream endobj 1006 0 obj <>stream H��SM��0��W�(�Ʊ�ò�_�-,�[�A�ZGu�[:�����hf43q���o/�������DOM�m��p�|D��~�W1�˚de�<ߑf�~�Vh�6i�� �o�6���GZ�NΎ!vD���/�<��b��r_]��؎���j.�q� z�_��A�D7\�y�� ��[��D���|��t�ﷳ"٭�Y\E�gYN7�c9�������TB8�����?ɳ �ȓ�BY ��'[5ɽ5�����2vR�56���8��dyW��w�k*u��f����ʻ��R+&���0(�:�u_W�?MR�jTw̭#F��dP ���w[u1\_Wq��*.��'��x��i5�;�(�{w~�.a��AL�_�|B�u�+x��DJ�w�Ј��gzV�G]����&ۊ�;W��A=�|�qy+c��Y`<�MN%�6m�Ќ�٧����*�۰+D�3.����U�a~��m0���.�%sٲc��F�9�h�fui�fW�e�>2��ָNx>b�:�R�0���Щg���q���` ;�L� endstream endobj 1007 0 obj <>stream H��R�N�0��+rL$�-]����� ����0�-JR!�7 #C�4Ur����j�e�-�(?r���Ǐ��5���]@����m[ ����R4�~�*�ͬA� �iY2Ԫ�J1'#��۵����)��� 6��ކ�ʈ�y~�2Tq���&�:Y���:��H���< T5�>l�����hHR t����X���ҦS�� ��9t �6�*D^O��]���y�_��Uo�4tDk���I�[�ߤ(0�k�b%��a�1��������Y��~�o�X���#�;���<���Te]��^���Fn�8tS�'�& �fP�C(Z�n�:����y���r�?�a:i��ֻxڳD�8^H7!hw+ɷ�D�KE�h^�Es�����l�Z��c^.���A@�h��D䆕 ;Z �䠇�`�[�B�����a��>'���w��Џ }E" endstream endobj 1008 0 obj <>stream H��RK��0��W�h�4��N��0�yfa���mكJ��'�)��2�~-���l[J@���'�+�%�e���̒��=X��|~{aJ��ǧ�*�eY*&Y�'�������T���u�f�u�J���6;p0j&[^yB���6"��!�;�6`�;r� ��uS�mp BzH�)��!M�)���i�>o����Ѓ�Ć#��ˣ�[G˼B�U��E�- _S�"z5:F�j�z5!���1{ET:�p��&hf�ġJ�Մq��shK=���Jg�n*������^˞&�G����n]��iA���@��B�8Txx����pD� Ypm~%w!T�k2^˸�j���ߕf_W�ј�b��"��'s�?�10�}}������tK����z� ���*��Pdv(>E�Eӡ�g�_G�E�P`DQ�6�B�1�ͩ�� Mh�/�����RĞ��v���,�Ty��W�f|p�y6�_%c� J: endstream endobj 1009 0 obj <>stream H��SMo�0��W�(�c)�P������o�L�8�m!�� ��#mEμ-J�#E�4+>/E���Ă��X��z{z}f*f���g�o�`U�IV)Y�nI�<ə��0�l2V4�7�ۮ��X�T�F��Q�`+��: ������ޖ���L��U�Z��u)rg�a�;0�S�� ;�[:k�K���!s�C��k������{K�T��%k���#ޢ�1�Św( ���A�On���<:�q7��0:�!� V���=�vW�ͮA��t�;J���S�d8X�yMl<_�Bz�"�9�Lɰ�y�Ѱ���F)~���H�P�~4��J$�����(�����x�J�Oږ"�嚞��!�>wð��`��C�>�=G������u������8�}i�L����).%--�iKZnS(s�a���KR6#<��^y�:2�� �z�#��ᇟ�פk�w�Ow���ϡ�C�sMqĦ�S�S~��Ŧ8�TF?�Tl�ϲw������` 3�3� endstream endobj 1010 0 obj <>stream H��RK��0��+|���������>�jO�V�0-��'|��Ķ�M$h�����1f���N�>^X��~B�7/�LU�������u��kŀջ�����|+��+Z�B�Շ����B�y�=Uʧvr���� �r�*�T)+�t��8`h������g3�?�9�i.�9�����{QP� ��.���4K�U�*��(=�� (� LG\��Cc<�B��� �Hį�(E�_��#�&s폾��wڠj<�BY$}�n��|E-ܫr�]�v���?Sp���tC$W�7�9��5��؇�ɄK>�F'7r5��� �8�/V�� �x�-�&�{Xu@��@�IXx�D���vÕ���st��\�k��k��D��u�;�ڄ�:����6k@�?>���*���� 0 �,� endstream endobj 1011 0 obj <>stream H�RP�ְR��544�pI���.�4��H,�ԁ zki���d��gBS����MK��\(?@��K-��+I�H�ӌ ��r �r�uV� �RP 0 �B� endstream endobj 1012 0 obj <>stream H��V l���>�Ɖ�����q|>�$>�w��$NB|1&$$�$Z�6$�$d�@��gd�cm�M�� uM0!�Jk���m���*S�PW�vjF�N��X7�t!�}��YLi���d������<���0 ���ԓN]�s�#g�ذI�u�dw? ���S�[LJ&�(N7 �� J�>����Q��h�0 x��Ķ�7����/ (mٶc��>D�� �_��V� ϔ���1�@�L��A�ol|�S{^� �ǐ��������8 ����}�O�5 ����9�\`K7 ޮ�]{�.����Uub��į7>�l�� ��@^@�T�0A��6�٫әA��E3ÈqYx�S�E¥JS5 !����&(E"��$�X��՞�ГT���?�xϡ�ϐI�_�IRB�*Kě�f��8��s��Z)��)̐����H�T?x����'���}����5�[�]��)� Pz�حy�U�}H��P"X!HI���/�~���Zkͫ[#l8X���
Dr. Drs. Safrizal ZA, M.Si PJ Gubernur Aceh
Sebagai salah satu peradaban tertua yang ada di dunia, peradaban Romawi kuno memiliki banyak sekali mitologi dibandingkan dengan peradaban lainnya.
Selain itu, kekaisaran Romawi kuno menjadi kekaisaran terkuat sepanjang sejarah sehingga membuat peradaban ini sangat menarik untuk dikulik lebih jauh. Umur peradaban ini mencapai 1500 tahun lamanya.
Baca juga: Peradaban Cina Kuno: Letak, Sistem Pemerintahan dan Kepercayaan, Peninggalan, dan Keruntuhannya
Kepercayaan Peradaban Romawi Kuno
Romawi kuno menjadi peradaban yang banyak disorot oleh dunia. Apalagi masih banyak peninggalan yang eksis sampai saat ini. Meskipun demikian, masih ada sebagian orang yang merasa bingung Romawi kuno dimana. Tentunya peradaban ini ada di Semenanjung Italia.
Selain sistem pemerintahan, tentunya kepercayaan yang dianut masyarakat Romawi kuno juga menarik untuk dikulik. Kepercayaan yang dianut Romawi kuno terbagi menjadi dua yakni animisme dan politeisme. Meskipun sekilas mirip, nyatanya keduanya berbeda.
Berdasarkan sumber yang diperoleh dari buku Romawi Kuno Belajar dari Masa Lalu, pada awal berdirinya Romawi kuno, banyak masyarakat yang memiliki kepercayaan terhadap roh atau yang disebut sebagai kepercayaan animisme.
Bahkan animisme menjadi salah satu ciri-ciri peradaban Romawi kuno yang sangat kental. Setidaknya terdapat beberapa roh kepercayaan yang diyakini oleh masyarakat Romawi kuno pada masa itu.
Setelah masyarakat menganut sistem kepercayaan animisme, kemudian mereka berpindah ke politeisme. Masyarakat setempat menjadikan Tuhan sebagai manifestasi kehidupan sekaligus wujud yang mempunyai kekuatan di luar alam pikiran normal (supranatural).
Dewa-dewi bangsa Romawi kuno rupanya juga mirip dengan bangsa Yunani kuno. Perbedaannya hanya terletak di nama-nama saja. Pada umumnya nama-nama dewa Romawi kuno seperti nama planet seperti Jupiter-Zeus, Mars-Ares, Juno-Hera. Minerva-Athena serta Venus-Aphrodite.
Faktor Internal Penyebab Runtuhnya Peradaban Romawi Kuno
Keruntuhan peradaban kuno Romawi tidak dapat dipungkiri bahwa juga dipengaruhi oleh faktor internal. Beberapa diantaranya korupsi dan kegagalan pemerintahan, krisis militer, krisis ekonomi, krisis sosial dan perpecahan internal, perubahan demografi hingga penyebaran agama kristen.